e-KTP di Sleman Belum Maksimal
AKURNEWS - Komisi A DPRD Sleman masih menemukan adanya beberapa hal yang belum berjalan maksimal dalam proses pembuatan KTP elektronik (e-KTP), terutama untuk alat operasional petugas. Di Kecamatan Turi misalnya, masih ditemukan kerusakan alat, sehingga program e-KTP baru efektif dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2011 dari target awal semula pada awal bulan Oktober.
Kendala lain yang sering dijumpai dan hampir merata di tiap kecamatan di Sleman yakni sering putusnya aliran listrik. Sementara jika dipaksakan menggunakan genset akan cukup berisiko, terutama pada alat perekam.
“Kendala lain adalah biaya untuk operasional petugas saat ini masih menggunakan dana pribadi atau hutang di koperasi. Sebabnya, Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2011 belum bisa dicairkan,” kata Ketua Komisi A DPRD Sleman, Rendradi di ruang kerjanya, Rabu (26/10).
Sebenarnya, kata Rendradi, partisipasi warga cukup tinggi untuk mengikuti program e-KTP ini, namun hal tersebut tidak didukung dengan kesiapan dari pemerintah, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten hingga kecamatan. “Partisipasi masyarakat cukup tinggi, namun harus diimbangi dengan kesiapan pemerintah,” ucapnya.
Di Kecamatan Turi, dari 29.500 wajib KTP setidaknya telah 1.271 warga yang memenuhi undangan. Sementara di Pakem dari 31.559 terpenuhi 2.953 dan di Cangkringan dari 25.000, warga yang datang mencapai 4.371 orang. Di Kecamatan Cangkringan, setiap hari angka kehadiran warga pembuat e-KTP mencapai 90 persen dari total undangan yang dibagikan kepada warga.
Apresiasi khusus diberikan Komisi A DPRD Sleman kepada petugas e-KTP yang bekerja hingga lembur. Selain itu, petugas juga bekerja pada hari libur, terutama Sabtu untuk melayani warga yang tidak datang pada hari kerja. “Kondisi ini harus dipikirkan oleh pemerintah terutama untuk pemberian uang lembur,” tegasnya. (jog/dis)
0 komentar for "e-KTP di Sleman Belum Maksimal"