Sembilan Orang Tewas Diterjang Badai Aere di Filipina
Badai tropis ini menerjang dengan angin berkecepatan 85 kilometer per jam disertai hujan deras yang memicu banjir, longsor, dan tumbangnya tiang-tiang listrik.
Pulau Catanduanes dan wilayah Bicol merupakan dua dari beberapa wilayah yang paling parah jadi korban. Jalur transportasi putus, sementara sejumlah jadwal penerbangan domestik dibatalkan.
Pejabat pemerintah minta agar warga tidak mengunjungi wilayah pegunungan yang kerap dilanda longsor serta daerah dataran rendah yang mungkin tersapu banjir bandang. Nelayan dan kapal ferry pengangkut disarankan tidak melaut melawan jalur badai.
Badai mengguncang wilayah pantai dan pegunungan yang sedang dipakai sebagai lokasi wisata banyak warga Filipina karena masih sebulan liburan musim panas.
"Kami anjurkan agar warga di daerah beresiko tinggi mengungsi untuk berjaga-jaga sebelum badai datang,"kata Chito Castro, juru bicara Badan Penanggulangan Bencana milik pemerintah.
Seperti ditulis kantor berita AP, Senin (9/5/2011) aparat membantu ribuan warga desa di wilayah pertanian di lembah Gunung Mayon di Albay, sepanjang akhir pekan.
Disana hujan lebat berpotensi menyebabkan longsor. Ribuan lainnya mengungsi karena rumah kebanjiran, di provinsi yang terletak sekitar 340 kilometer tenggara arah Manila ini.
Ini merupakan wilayah langganan bencana yang cukup parah dimana sebelumnya berton-ton abu dari lereng Gunung Mayon terbawa badai, kemudian longsor akibat topan tahun 2006 mengubur sebuah desa dan mengakibatkan 1.600 penghuninya tewas serta hilang.
Aere juga menyebabkan lebih dari 50 jadwal penerbangan domestik dan internasional ditunda, dialihkan atau dibatalkan.
Presiden Benigno Aquino III yang mestinya pulang ke Manila setelah menghadiri acara KTT ASEAN di Jakarta Minggu, terpaksa menunda penerbangannya menjadi Senin (9/5/2011) hari ini.
0 komentar for "Sembilan Orang Tewas Diterjang Badai Aere di Filipina"